RSS

Monthly Archives: December 2013

Tata Nilai Caring, Empati dan Altruisme

    Sebagai seorang perawat yang professional,kita harus megetahui dan memahami tata nilai sebagai seorang perawat.Karena nilai berfungsi sebaagai landasan,alasan, atau motivasi dalam segala tingkah laku dan perbuatan seseorang. Nilai mencerminkan kualitas pilihan tindakan dan pandangan hidup seseorang atau masyarakat. Dengan demikian, nilai-nilai mengandung standar normatif dalam perilaku individu maupun masyarakat. 

       Tata nilai yang sangat penting, yang harus diketahui dan dipahami dengan baik oleh seorang perawat adalah tata nilai caring, empathy, dan altruism.Karena seorang perawat erat kaitannya dengan tindakan menolong. Perawat memberi pertolongan kepada seorang pasien untuk membantunya dalam proses menuju sehat.

A.  Tata Nilai Caring

Dalam memberikan asuhan keperawatan perawat haruslah menerapkan sikap caring terhadap pasien dan lingkungannya. Karena sikap caring tersebut dapat meningkatkan rasa nyaman dan kepercayaan pasien terhadap perawat yang akan mempermudah dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan.

Leininger mengkalisifikasikan ide  atau cara mengekspresikan caring, yaitu kenyamanan , dukungan, kasih sayang, empati, perilaku menolong secara langsung, koping, pengurangan stress yang spesifik, sentuhan, pengasuhan, bantuan, pengawasan, perlindungan, pemulihan, stimulasi, pemeliharaan kesehatan, pendidikna kesehatan dan konsultasi kesehatan.

Hal-hal di atas merupakan sikap caring  menurut Leininger yang dapat menjadi acuan kita sebagai perawat dalam menolong pasien. Kan tetapi sikap caring ini bukanlah sesuatu yang teoris dan kaku, karena sikap caring ini merupakan hal yang harus dilakukan secara spontan dan tidak terpaksa. Sikap caring ini akan muncul karena ketulusan seorang perawat dalam menolong pasiennya. Maka dari itu seorang perawat haruslah peka terhadap lingkungannya dan membiasakan diri untuk menerapkan sikap caring dimanapun dan kepada siapapun.

 

B.  Empathy

Empati adalah kemampuan untuk memahami apa yang dialami oleh orang lain dalam kerangka acuan orang tersebut. Hal ini sering digambarkan sebagai suatu kemampuan untuk menempatkan diri sendiri dalam keadaan orang lain. Intisari dari interaksi empati merupakan pemahaman terhadap perasaan orang lain secara akurat ( Price dan Archbold, 1997 ; White, 1997 ; Wright dan Leahey, 1994.)

Maka dari itu dengan kita melatih diri kita untuk berempati kepada orang lain maka akan muncul pula sikap-sikap caring kepada orang lain

C.  Altruisme

Watson mengemukakan bahwa ada beberapa factor yang merupakan struktur ilmu caring, salah satu faktonya adalah :

Membentuk system nilai humanistic-altruistik. Watson memgemukakan bahwa asuhan keperawatan di dasarkan pada nilai-nilai humanistic-altruistik, yaitu asuhan keperawatan yang di dasarkan pada nilai kemanusian (humanistic) dan prilaku mementingkan orang lain di atas kepentingan pribadi (altruistic).

       Hal ini dapat di kembangkan melalui pemahaman nilai yang ada pada diri seseorang, keyakinan, interaksi dan kultur serta pemahaman pribadi.Semua hal tersebut dibutuhkan untuk mematangkan pribadi perawat yang altruistik.

Jadi dapat disimpulkan bahwa seorang perawat yang sudah benar-benar mengerti tentang tata nilai care sebagai seorang perawat dan sudah memiliki rasa empati terhadap pasiennya maka akan timbul sikap altruisme atau mementingkan orang lain. Sehingga perawat dapat memberikan tindakan asuhan keperawatan kepada pasien tersebut secaara totalitas.

       

 
Leave a comment

Posted by on December 15, 2013 in Uncategorized